Kamis, 25 April 2013

PROFIL DESA INDONESIA


Profil Desa Kuamang
            Kuamang merupakan desa yang berada di Kecamatan Jujuhan Ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, dengan jumlah penduduk sekitar 2.146 Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 525, kepadatan penduduk 178,83 dan luas sekitar 12 Km2, Desa Kuamang bisa dikatakan cukup maju terlihat dari perkembangan penduduk yang pesat, dari laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang cukup tinggi seperti sarana yang sudah dimiliki, jalan yang sudah masuk desa yaitu jalan setapak (jalan semen).
            Masyarakat Desa Kuamang mayoritas penduduknya pekerja disektor pertanian, seperti berkebun karet dan padi, hanya sebagian yang sudah mulai menanam sawit, masyarakat kuamang diperkiran pendapatan perkepala keluarga sekitar Rp 1.500.000, sampai dengan Rp 3.000.000, dengan pengeluaran sekitar Rp 900.000 keatas. Jadi, diperkirakan pendapatan desa sekitar Rp 787.500.000 dan pengeluaran sekitar Rp 472.500.000 - Rp 892.500.000. Dengan aset yang dimiliki oleh masyarakat seperti lahan perkebunan karet dengan luas 1 kapling sampai 2 kapling (per KK), walaupun tidak semua KK memiliki perkebunan, karena ada sebagian masyarakat desa yang menggarap lahan orang dengan sistem bagi hasil.
            Usaha desa yang ada di Desa Kuamang seperti rumah makan, warung dan ada tanaman obat yang sudah ditanami oleh masayarakat desa yang sampai ini dimanfaatkan oleh masyarakat, dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung yang sudah dimiliki oleh masyarakat seperti jalan sebagai akses masuk desa dan listrik yang sudah 24 jam dan kendaraan untuk mendukung sarana ekonomi seperti sampan/perahu sepeda motor dan mobil, dimana sebagian masyarakat sudah memilikinya.
            Desa Kuamang memiliki suku melayu, masih berlakunya larangan atau tidak boleh sembarangan memasuki hutan dan sekarang masih ada bukti bahwa masyarakat Desa Kuamang mempunyai leluhur dan sejarah yang panjang seperti adanya kuburan keramat dimana masyarakat selalu mengunjunginya ketika berziarah dan mempunyai nazar. Tidak hanya penduduk sekitar saja yang mengunjungi kuburan keramat ini, seluruh daerah sudah banyak mengunjunginya untuk berziarah dan bernazar, adapun nama-nama kuburan yang dikeramatkan salah satu Adalah Malin Kuning, Biajin Baokir dan Leko. Mengunjungi kuburan keramat ini sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat tempatan selain berkunjung ke kuburan keramat ini, masyarakat sering membersihkan kuburan keramat tersebut dengan bergotong royong jadi solidaritas di Desa Kuamang masih ada.
            Pendidikan masyarakat tergantung dari tingkat perekonomian masyarakatnya, tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat dapat terlihat dari ekominya, Desa Kuamang khususnya yang masih tergolong kurang akan pendidikan mengingat sarana pendidikan seperti gedung sekolah yang belum ada. Masyarakat yang masih tergolong sederhana dimana terlihat dari rumah dimiliki oleh penduduk yang sebagian besar rumah papan panggung dengan luas satu rumah sekitar lebar 30m – 40m samapai 90 m2 tergantung tingkat perekonomian penduduk.
            Budaya dalam masyarakat sangat lah berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, namun budaya di Desa Kuamang khususnya adalah budaya melayu, terkenal akan ramah tamahnya dan santunya, dengan mudah beradapatasi dengan pendatang baru, hanya mereka akan berupaya akan mencari tahu apa yang memasuki desanya, adapun harapan ketika atau seandainya suatu perusahaan memsuki desa, mereka hanya meminta lapangan pekerjaan, sarana pendidikan, jalan yang rusak dan bantuan bagi warga tidak mampu seperti memperbaiki rumah tidak layak huni.
            Masyarakat Desa Kuamang masih sederhana dimana masyarakat sebagian besar berobat di dukun atau orang pandai, jarang untuk berobat di rumah sakit ataupun ke pukesmas, karena di Desa Kuamang hanya tersedia Pukesmas pembantu, dan penyakit yang sering di alami masyarakat tempatan adalah penyakit diare, demam, alergi, migraine, karena penyakit berasal dari lingkungan masyarakat sekitar seperti sungai yang sudah tercemar oleh para pencari emas dengan menggunakan dompeng sehingga menyebabkan air kekuningan, tidak hanya disitu saja binatang pun kerap kali datang ke desa yang merusak perkebunan warga seperti babi, tikus dan terkadang gajah yang kerap kali menumbangkan pohon tanaman warga seperti pohon sawit, karet. 


0 komentar :

Posting Komentar