Dilihat dari tujuan utama pemberian
benefit kepada karyawan yaitu antara lain untuk meningkatkan komitmen karyawan
terhadap perusahaannya dan untuk memotivasi karyawan. Dengan tujuan ini
Perusahaan cukup serius dalam menangani benefit bagi karyawan. Perusahaan
mengerti bahwa masalah ini sangatlah penting. Seperti kita semua ketahui, sulit
untuk mencapai kepuasan bagi seluruh karyawan secara merata, karena kebutuhan
tiap orang berbeda-beda. Perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan karyawan
agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja di dalam perusahaan, namun tentu
tidak semua karyawan puas dengan kebijakan perusahaan yang diambil. Salah satu
benefit untuk mencapai tujuan seperti yang disebutkan diatas adalah jaminan
kesehatan karyawan.
Untuk
penerimaan benefit ini kepada karyawan, maka tentu saja perlu komunikasi dua
arah. Mengapa komunikasi penting? Ya, memang harus ada komunikasi supaya tujuan
pemberian benefit tidak sia-sia tentunya... Ingat pepatah mengatakan bahwa tak
kenal maka tak sayang...
Komunikasi
adalah hal yang penting bagi Perusahaan dan karyawan untuk mensosialisasikan,
memahami, mengapresiasi dan melaksanakan benefit. Namun, hanya sedikit saja
yang yakin bahwa perusahaan telah mengkomunikasikan dan karyawan telah memahami
dengan baik mengenai adanya benefit terutama jaminan kesehatan ini. Mengapa ada
kesenjangan dalam komunikasi antara karyawan dengan perusahaan terutama pada
program benefit jaminan kesehatan ini? Sebuah lembaga bernama Colonial Life
yang berkantor di Columbia, AS melakukan survei atas 650 orang manajer HR dan
administrator benefit dengan menanyai mereka tentang benefit yang mereka
sediakan dan sejauh mana karyawan memahami adanya benefit tersebut. Hampir lima
persen manajer berpikir bahwa karyawan mereka bahkan tidak tahu-menahu perihal
benefit yang tersedia bagi mereka.
Dalam
sebuah survei terpisah jauh sebelumnya, yang dilakukan oleh Watson Wyatt
Worldwide, ditemukan fakta bahwa karyawan lebih menghargai perusahaan yang
memberikan benefit lebih sedikit namun dijelaskan dengan baik, ketimbang
perusahaan yang benefitnya banyak namun mereka tidak tahu karena tidak ada
penjelasan yang memadai.
Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya komunikasi antara perusahaan dan karyawan dalam hal benefit. Masalah komunikasi ini ternyata sering kali muncul dalam menjelaskan benefit. Kita berada di tengah antara perusahaan dan karyawan, dapat bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita sendiri mengerti mengenai kebijakan, ketentuan dan prosedur benefit terutama jaminan kesehatan dan juga telah mengkomunikasikannya kepada karyawan di lingkungan atau area kita?
Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya komunikasi antara perusahaan dan karyawan dalam hal benefit. Masalah komunikasi ini ternyata sering kali muncul dalam menjelaskan benefit. Kita berada di tengah antara perusahaan dan karyawan, dapat bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita sendiri mengerti mengenai kebijakan, ketentuan dan prosedur benefit terutama jaminan kesehatan dan juga telah mengkomunikasikannya kepada karyawan di lingkungan atau area kita?
Personalia
adalah pintu pertama berarti bagian yang langsung berhadapan dengan karyawan,
sehingga mau tak mau personalia diharapkan mengetahui asuransi yang
dipergunakan dan prosedur klaim untuk membantu karyawan baik informasi maupun
kasus-kasus yang muncul.
Disini
kita tidak membahas mengenai ketentuan asuransi kesehatan yang kita laksanakan,
manfaat yang kita atau karyawan terima, cara klaim atau sebagainya. Mungkin kebanyakan
kita mengetahui benar hal tersebut. Tapi yang menjadi permasalahan apakah
disekitar kita memahami benar mengenai benefit tersebut?
Peran
kita sebagai orang yang berada di antaranya menjadi jembatan bagi perusahaan
dan karyawan. Komunikasi yang kita lakukan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
komunikasi ke atas, misalnya kita berkomunikasi ke para pimpinan perusahaan dan
komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi dari tingkat yang lebih tinggi ke arah
bawah. Ini sangat penting dan memang sulit. Kita harus menjelaskan ke karyawan,
juga kita mendengarkan dan menerima masukan-masukan yang kemudian disampaikan
ke manajemen perusahaan.
Kecanggihan
pada era globalisasi saat ini, sungguh mengagumkan. Komunikasi menjadi lebih
mudah dilakukan seperti dengan: surat elektronik (e-mail) yang dapat langsung
diterima dalam hitungan per detik, kotak pesan (messanger), telepon genggam
(mobile phone), SMS (short messanger service), 3G, dan seterusnya. Semua
kemudahan tersebut memang tidak menjamin bahwa komunikasi akan berjalan lancar,
dalam arti bisa diterima dan dipahami oleh pihak penerima.
Permasalahan yang timbul dalam
komunikasi ini adalah:
- Mendengarkan,
masing-masing pihak berusaha untuk bicara sehingga tidak ada yang
mendengarkan. Informasi yang disampaikan tentu akan sia-sia
- Empati,
jika mendengarkan tanpa empati, akan percuma saja berkomunikasi antar
pihak. Dengan empati, diharapkan masing-masing pihak memahami permasalahan
yang ada. Atau mudah berempati, alias termanipulasi oleh pihak lain,
sehingga tidak efektif dalam penyampaian?
- Saling
adu bicara, lalu siapa yang mendengarkan?
- Kurang
pemahaman akan informasi yang akan disampaikan.
- Bahasa
dengan banyak jargon dan kecepatan pengucapan, yang sulit didengar dan
dipahami oleh penerima
- Cara
penyampaian, karena akan lebih mudah menyampaikan kabar gembira daripada
kabar yang lebih buruk.
- Sulit
menerima umpan balik dan seterusnya - yang tentu dapat diteruskan oleh
Anda.
Oleh karena itu, kita perlu mengikuti kiat mempelajari
keterampilan berkomunikasi, yaitu:
- Harus
menyadari mengapa keterampilan komunikasi penting dikuasai dan apa
manfaatnya bagi kita
- Harus
memahami arti ketrampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilaku
komponennya yang perlu kita kuasai untuk mewujudkan keterampilan itu
- Harus
rajin mencari atau menemukan situasi-situasi dimana kita dapat
mempraktikkan ketrampilan tersebut
- Tidak
boleh segan atau malu meminta bantuan orang lain untuk memantau usaha kita
serta memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah kita capai maupun
kekurangan yang masih kita miliki
- Tidak
boleh bosan belajar atau berlatih. Keterampilan berkomunikasi tersebut
harus kita praktekkan terus menerus.
- Keseluruhan
latihan tersebut harus kita bagi dalam satuan-satuan atau bagian-bagian
tertentu, agar setiap kali dapat kita rasakan keberhasilan usaha kita.
Misalnya, berlatih membangun sikap percaya, mengungkapkan pikiran secara
jelas, mendengarkan dan sebagainya.
- Akan
sangat menolong bila kita dapat menemukan teman yang dapat kita ajak
sebagai lawan berlatih.
- Keterampilan
berkomunikasi dengan seluruh komponen atau bagiannya teresbut harus terus
menerus kita latih dan pratikkan, sampai akhirnya menjadi bagian dari diri
kita
Lalu apakah yang perlu kita lakukan?
Sebenarnya banyak cara untuk dapat menyampaikan kepada karyawan mengenai
benefit yang mereka terima melalui media seperti misalnya:
1. buku panduan, yang dapat diakses di web perusahaan
1. buku panduan, yang dapat diakses di web perusahaan
2. program sosialisasi kepada
karyawan di lokasi kerja
3. brosur atau surat atau email
4. majalah atau milis khusus
karyawan
5. melalui video
6. melalui pertemuan dalam sebuah
tim, atau bahkan
7. melalui pertemuan tatap muka
secara pribadi
Jadi media apakah yang telah kita
terapkan untuk dapat menyampaikan benefit kepada karyawan, sehingga karyawan
juga termotivasi dan berkomitmen terhadap perusahaan, dan karyawan juga
merasakan bahwa perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan jaminan kesehatan
bagi dirinya dan keluarganya, sehingga dapat secara nyaman dan aman bekerja.
Colonial Life menanyai para manajer mengenai metode yang mereka gunakan untuk mengkomunikasikan mengenai benefit kepada karyawan, dan hasilnya sebagai berikut:
1. 90% manajer mengatakan, pertemuan tatap muka langsung dengan karyawan akan sangat meningkatkan pemahaman mereka mengenai benefit yang disediakan perusahaan, namun hanya 58% yang melakukannya.
Colonial Life menanyai para manajer mengenai metode yang mereka gunakan untuk mengkomunikasikan mengenai benefit kepada karyawan, dan hasilnya sebagai berikut:
1. 90% manajer mengatakan, pertemuan tatap muka langsung dengan karyawan akan sangat meningkatkan pemahaman mereka mengenai benefit yang disediakan perusahaan, namun hanya 58% yang melakukannya.
2. 80% menggunakan metode pertemuan
kelompok untuk menjelaskan soal benefit
3. 44% menjelaskannya melalui
internet
4. 40% meminta karyawan untuk
mencari tahu sendiri.
Dari survei di atas, kita dapat
melihat mana metode yang efektif agar kita dapat mengkomunikasikan benefit
perusahaan kepada karyawan. Kecanggihan teknologi tidak dapat menjamin akan
terjadi komunikasi yang baik. Kita telah memberikan sosialiasi mengenai jaminan
kesehatan kepada pertemuan kelompok, dan seluruh informasi mengenai benefit
terutama jaminan kesehatan dapat diperoleh dari web perusahaan, namun apakah
kita telah menerapkan pertemuan tatap muka langsung dengan karyawan sehingga
meningkatkan pemahaman mereka tentang benefit yang ada?
Sumber:
- Blog: Beautiful Mind, 2008
- Blog: Beautiful Mind, 2008
- Dr. A. Supratiknya, Komunikasi
Antarpribadi, 2000
- George A. Miller, Language and
Communication, 1963
- Joseph A. DeVito, Komunikasi
Antarmanusia, 1997
- Michael Armstrong and Helen
Murlis, Reward Management, 2003
by : Elfiria
0 komentar :
Posting Komentar